TEMA
PUISI ANTARA LAIN :
a.
ketuhanan (keagungan tuhan)
b.
keindahan alam
c.
kritik sosial
d.
kemasyarakatan (masalah sosial)
e.
cinta dan kasih sayang
f. patriotisme (kepahlawanan), dll.
1.
memperlihatkan judulnya
2.
memperhatikan kata-kata yang dominan
3.
memperhatikan kata-kata yang sulit dipahami
4.
mencari maknanya perlarik, perbait, dan mencari hubunganya
secara keseluruhan
5.
memparafrasekan (memprosakan)
LANGKAH-LANGKAH
MENULIS ATAU MEMBUAT PUISI :
1.
menentukan tema
2.
mencari bahan atau matei
3.
menentukan jenis puisi yang ditulis
4.
menentukan unsur-unsur isi puisi ( baris, bait, diksi, majas, rima,
irama, kata
denotatif, kata konotatif, dll.)
5.
menentukan struktur, bunyi bahasa, bunyi sintaksis (baris,
bait, makna)
6.
menentukan struktur batin atau hakikat puisi (perasaan,
makna lugas,
makna
kias, simbol/lambang, amanat, dll.)
7.
menulis puisi
CATATAN
:
Parafrase
adalah menguraikan kembali puisi dengan kata-kata sendiri yang bertujuan untuk
mempermudah memahami maksud atau makna puisi.
MACAM-MACAM
PUISI :
A.
Menurut isinya, meliputi :
1.
elegi : duka nestapa
2.
ode : puji-pujian kepada seorang bangsa, negara, sesuatu
yang mulia
3.
romance : cinta kasih
4.
didaktik : pendidikan
5.
lirik : ungkapan hati atau perasaan (lagu)
6.
himne : pujian kepada tuhan
7.
naratif : cerita
8.
epik : ajaran moral (nilai baik buruk)
9.
satirik : mengecam, mengejek, sinis, kasar, sindiran
10.
balada : cerita (kisah hidup)
B.
Menurut jamanya
1.
mantra : puji-pujian sesuatu yang ghaib dan dikeramatkan
( tuhan, dewa, roh
halus, binatang, dll.)
2.
pantun : perbait 4 baris, bersajak ab-ab, baris 1-2 sampiran,
baris 3-4 isi
3.
karmina : perbait 2 baris, bersajak a-a, antara baris pertama dan
kedua tidak
mempunyai hubungan sebab akibat
4.
gurindam : perbait 2 baris, bersajak a-a, antara baris pertama dan
kedua
mempunyai hubungan sebab akibat
5.
syair : perbait 4 baris, bersajak aa-aa
6.
talibun : perbait lebih dari 4 baris
7.
seloka : pantun berbingkai, kalimat baris 2 dan 4 pada bait
satu, diulang pada
kalimat kesatu dan kedua
pada bait kedua
8.
bidal : menggunakan bahasa kias
9.
kitah : dari arab, berisi nasihat, mendidik
10.
gazal : dari arab, berisi cinta kasih
11.
nazam : dari arab, berisi cinta sahaya, raja, sultan, pangeran,
bangsawan,
istana.
12.
rubai : dari arab, berisi nasihat, pemujaan.
13.
masnawi : dari arab, berisi puji-pujian tentang tingkah laku
seseorang yang
mulia.
Puisi
baru antara lain:
1.
distikon : dua baris perbait
2.
tersina : tiga baris perbait
3.
kuatrin : empat baris perbait
4.
kuin : lima baris perbait
5.
sektet : enam baris perbait
6.
septima : tujuh baris perbait
7.
stanza/oktava : delapan baris perbait
8.
sonata : dari italia, berjumlah 14 baris
Puisi
kontemporer (modern/mutakhir)
C.
Menurut bentuk pengungkapanya :
1.
puisi diafan : mudah dipahami, menggunakan kata denotatif
(bermakna lugas/apa
adanya)
2.
puisi prismatis: menggunakan kata denotatif dan kata konotatif
3.
puisi kamar : dibuat untuk diri sendiri
4.
puisi auditorium : dibaca untuk khalayak ramai (untuk lomba)
5.
puisi kontemporer (abstrak) : sulit dipahami maknanya
1.
KARMINA (PANTUN KILAT)
1.
satu bait terdiri dari dua baris
2.
bersajak a-a
3.
antara baris pertama dan kedua tidak mempunyai hubungan
sebab-akibat
4.
sering dipakai untuk teka-teki
b.
contoh karmina:
1.
dahulu parang sekarang besi
dahulu
sayang sekarang benci
2.
sudah gaharu cendana pula
sudah
tahu bertanya pula
3.
dang dut tali kecapi
kenyang
perut senanglah hati
4.
ujung bendul dalam semak
kerbau
mandul banyak lemak
2.
GURINDAM
gurindam
berasal dari kata kirandom (bahasa tamil). populer
di indonesia pada abad
ke-19. sastrawan lama yang terkenal
menggemari gurindam yaitu Raja Ali Haji.
gubahan Raja Ali Haji
terkenal yaitu gurindam 12.
1.
satu bait terdiri dari dua baris dan masing-masing berdiri sendiri
2.
bersajak a-a
3.
kedua baris merupakan kalimat majemuk dan mempunyai
hubungan sebab-akibat
4.
biasanya mengandung nasihat, petuah, dan kadang-kadang sindiran
b.
contoh gurindam:
1.
kurang pikir kurang siasat
tentu
dirimu kelak tersesat
2.
barang siapa meninggalkan sembahyang
seperti
rumah tidak bertiang
3.
kalau mulut tajam dan kasar
kelak
ditimpa bahaya besar
4.
jika hidup setiap sekata
tentu
sampai segala cita-cita
1.
tiap bait terdiri dari empat baris
2.
tiap baris terdiri atas 4-6 kata, atau 8-12 suku kata
3.
dua baris pertama disebut sampiran, dua baris berikutnya
disebut isi
4.
bersajak ab-ab
5.
isi pada umumnya merupakan curahan perasaan
6.
tiap bait berdiri sendiri kecuali pada pantun berkait
1.
pantun nasihat
a.
kulit lembut celupkan semak
mari
dibuat tapak kusut
harta
dibuat janganlah tamak
kalau
mati tidaklah mengikut
b.
jalan-jalan kepasar johar
jangan
lupa membeli duku
jika
kamu ingin pintar
jangan
lupa membaca buku
a.
segala pandan yang kita kerat
kerat
diikat dan diregang
segala
apa yang kita buat
untuk
adiku kasih seorang
b.
kalau ada sumur diladang
boleh
kita menumpang mandi
kalau
ada umur panjang
tentulah
kita berjumpa lagi
3.
pantun keagamaan atau ajaran hidup
a.
asam gandis asam gelugur
ketiga
asam riang-riang
menangis
badan dipintu kubur
teringat
badan tidak sembahyang
b.
kalau tuan mandi ke hulu
ambilkan
saya bunga kamboja
kalau
tuan mati dahulu
nantikan
saya dipintu surga
a.
jalan-jalan ke borobudur
jangan
lupa membeli jenang
kalau
kalian ingin terhibur
dengarkan
saja kami berdendang
b.
bila kucing sakit perut
tikus-tikus
menari-nari
bila
abang selalu cemberut
adik
tak mau datang kemari
kata
syair berasal dari kata syuur (bahasa arab) yang berarti perasaan.
a.
ciri-ciri syair:
1.
tiap bait terdiri dari empat baris
2.
tiap baris isinya saling berhubungan
3.
bait-baitnya tidak berdiri sendiri
4.
tiap bait bersajak aa-aa
5.
isi keseluruhanya merupakan cerita
b.
contoh syair:
1.
ya illahi khalikul bahari
nasib
kumalang tidak berperi
ditinggalkan
suami seorang diri
bakan
sengsara sepanjang hari
2.
diriku hina amatlah malang
padi
ditanam tumbuh ilalang
puyuh
disangkar jadi belalang
ayam
ditambat disambar elang
a.
ciri-ciri talibun:
1.
tiap bait terdiri lebih empat baris tetapi harus genap
(misal 4,6,8,..dst)
b.
contoh talibun:
1.
ramai-ramai disurau gadang
surat
jatuh kebalik tabir
pipit
senandung makan padi
selama
tuan dirantau orang
obat
jauh penyakit mampir
sakit
ditanggung seorang diri
2.
siapa berlayar ketepian
jangan
dahulu balik pulang
rusa
terdampar dalam lembah
ekornya
hitam kenabara
kakanda
berlayar kelautan
banyak
memetik bunga kembang
adinda
tinggal di tengah rumah
tidur
berurai air mata
kota
boston lusuh dan layu karena angin santer, udara jelek, dan malam larut yang
celaka
didalam
kafe itu seorang penyanyi negro tua bergitar dan bernyanyi
hampir-hampir
tanpa penonton
cuma
tujuh pasang laki dan wanita mengempulkan asap rokok, kelabu
seperti
tungku-tungku yang menjengkelkan
ia
bernyanyi
suaranya
dalam
lagu
dan kata ia kawinkan
lagu
beranak seratus kata
georgia,
georgia yang jauh
disana
gubug-gubug kaum negro
atap-atap
yang bocor
cacing-cacing
tanah yang pellagra
georgia
yang jauh yang disebut dalam nyanyinya
orang
orang berhenti bicara
dalam
kafe tak ada suara
kecuali
angin menggetarkan kaca jendela
georgia
dengan
mata terpejam
si
negro menegur sepi
dan
sepi menjawab
dengan
sebuah tendangan jitu
tepat
diperutnya
karya
: W.S Rendra
1.
Bait (1) :
kota
boston menjadi sangat kotor dan hilang keindahanya karena angin menerbangkan
kotoran kemana-mana. badai yang sebentar lagi menurunkan hujan salju itu
membuat malam yang sudah larut akan menjadi sepi. hal itu disebabkan
orang-orang takut keluar rumah mencari minuman penghangat di kafe-kafe didekat
tempat tinggalnya karena khawatir terjebak oleh hujan salju yang dingin
menggigil.
2.
Bait (2) :
seorang
penyanyi negro tua menyanyikan lagu yang penuh makna yaitu menggambarkan
kemiskinan yan ada di lingkungan sekitarnya. rumah-rumah mereka hanya gubug
dengan atap yang bocor pada waktu turun hujan dan hidupnya sangat kekurangan.
3.
Bait (3) :
suasana
di kafe sangat sepi. yang terdengar hanyalah angin yang menggetarkan kaca
jendela. namun begitu si negro tetap menyanyi walaupun dengan perut yang belum
terisi atau lapar.
1.
Tema : kemiskinan
2.
Isi/makna : menggambarkan suasana kota georgia, sebuah kota
yang banyak dihuni
oleh orang-orang negro miskin
di amerika serikat.
a.
perbandingan atau perumpamaan : simile
bait
1 : kepulan asap rokok dibandingkan atau diumpamakan
seperti tungku-tungku yang
menjengkelkan.
b.
perbandingan/perumpamaan : personifikasi
bait
3 : sepi menjawab dengan sebuah tendangan jitu
tepat diperutnya.
4.
Amanat/pesan :
a.
kita sebaiknya membantu orang yang miskin, kekurangan,
atau kelaparan.
b.
kita harus selalu berbuat baik kepada orang lain.
c.
kita harus mencintai sesama manusia.
5.
Nilai :
a.
Moral
b.
Sosial
DOA
Kepada Pemeluk Teguh
Tuhanku
Dalam
termangu
Aku
masih menyebut namaMu
Biar
susah sungguh
Mengingat
kau penuh seluruh
CahayaMu
panas suci
tinggal
kerdip lilin didalam sunyi
Tuhanku
Aku
hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku
mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di
pintu-Mu aku mengetuk
Aku
tidak bisa berpaling
Karya
: Chairil Anwar
A.
PARAFRASE
1.
Perbait:
Bait
1:
Dalam
keadaan bingung dan sedih, manusia masih menyebut dan selalu ingat kepada
tuhan.
Bait
2:
Tuhan
merupakan cahaya dan terang bagi manusia.
Bait
3:
Dalam
keadaan hancur lebur dan bingung tanpa tujuan, manusia juga selalu ingat dan
menyebut nama Tuhan.
Bait
4:
Manusia
selalu berdoa, berserah diri, dan tidak bisa lepas atau berpaling dari Tuhan.
2.
Secara keseluruhan (paragraf)
Dalam
keadaan bingung , sedih, hancur lebur tanpa tujuan, manusia harus selalu ingat
dan menyebut nama Tuhan. manusia harus sadar bahwa Tuhan merupakan cahaya dan
terang bagi manusia. oleh karena itu, kita harus selalu berdoa dan berserah
diri kepada-NYA, sebab manusia tidak bisa lepas dan berpaling dari Nya dan
tuhan adalah segala-galanya bagi manusia.
B.
ANALISIS PUISI
1.
Tema : ketuhanan (keagungan tuhan)
2.
Isi : menggambarkan bahwa manusia tidak bisa berpaling atau
tidak bisa
melupakan tuhan.
3.
Gaya bahasa/majas : a. repetisi (tuhanku, tuhanku, tuhanku,..)
b. hiperbola (aku hilang bentuk remuk)
4.
Amanat:
a.
tuhan selalu melindungi dan memberkati umatnya.
b.
tuhan selalu memberikan cahaya atau terang bagi manusia.
c.
dalam keadaan apapun kita harus selalu ingat kepada tuhan.
d.
kita harus selalu menjalankan perintah tuhan.
e.
kita harus selalu kepada tuhan.
5.
Nilai:
a.
Religius/ketuhanan
b.
Moral
III.
PUISI KONTEMPORER (MODERN/MUTAKHIR)
(sutardji
calzoum bachri dalam O amuk kapak, 1981)
ping
diatas pong
pong
diatas ping
ping
ping bilang pong
pong
pong bilang ping
mau
pong? bilang ping
mau
mau bilang pong
mau
ping? bilang pong
mau
mau bilang ping
ya
pong ya ping
ya
ping ya pong
tak
ya pong tak ya ping
tak
ya ping tak ya pong
sembilu
jarak
Mu
merancap nyaring
Karya
: Sutardji Calzoum Bachri
sepisau
luka sepisau duri
sepisau
dosa sepukau sepi
sepisau
duka serisau diri
sepisau
sepi sepisau nyanyi
sepisaupa
sepisaupi
sepisapanya
sepikau sepi
sepisaupa
sepisaupoi
sepikul
diri keranjang duri
sepisaupa
sepisaupi
sepisaupa
sepisaupi
sepisaupa
sepi saupi
sampai
pisauNya ke dalam nyanyi
Puisi
kontemporer karya Sutardji Calzoum Bachri
puisi
diafan disebut juga puisi transparan. artinya pembaca dapat dengan mudah
mengetahui isi atau maksud puisi yang dibacanya. puisi-puisi angkatan pujangga
baru termasuk puisi transparan. puisi-puisi mereka agak mudah di pahami.
kontemporer
artinya kekinian atau modern,tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan
berkembang sesuai zama sekarang (modern). jadi. puisi kontemporer dapat
diartikan sebagai puisi yang bebas dari lingkungan makna leksikal, sehingga
deret kata atau kalimatnya sering tidak bermakna leksikal (makna kamus). bahkan
kadang-kadang kata-kata yang digunakan tidak ada didalam kamus ataupun ujaran.
JENIS-JENIS
PUISI KONTEMPORER
puisi
kontemporer di bedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.
Puisi tanpa kata
puisi
tanpa kata adalah puisi yang sama sekali tidak menggunakan kata sebagai alat
ekspresinya. sebagai gantinya digunakan titik-titik, garis, huruf, atau simbol
lainya.
2.
Puisi mini kata
puisi
mini kata adalah puisi kontemporer yang menggunakan kata dalam jumlah yang
sangat sedikit dengan symbol lain seperti huruf, garis, titik, atau tanda baca
lain.
contoh:
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
v
!
VIVA PANCASILA !
Karya
: Jeihan
puisi
multi lingual adalah puisi kontemporer yang menggunakan kata atau kalimat dari
berbagai bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing.
contoh:
MAIN
CINTA MODEL KWANG WUNG
om
swastiastu
kaleo
o kane : kahi, elua, ekolu !
ayolah
kamboja terbang
ayolah
burung berjalan
ayolah
gelombang tidur
ayolah
pasangan berpasangan-ayo !
ayo
ayo
ayo
-aloha
!
kaleo
o kane : kahi, elua, ekolu !
kamboja
jangan berhenti jadi kamboja
burung
jangan berhenti jadi burung
gelombang
jangan berhenti jadi gelombang
jangan
! jangan jangan
jangan
-mahalo
siang-malam,
musnahlah beda kalian
laut-darat,
musnahlah beda kalian
laki-perempuan-musnahlah
beda kalian
half
korean, half chinese, kawaiian american mideu-satus
persen
wong lanang jawa yogya-indonesia
m
u s n a h l a h b e d a k a l i a n
hoong
iblis
laknat setan bekasakan
kanioyo
temen awakku:
-kangen
srengege mangka awan-awan
-rindu
burung padahal di tengah ranjang
-yearning
for the waves yet on the ocean
Karya
: Darmanto Yatman
Puisi
tipografi adalah puisi kontemporer yang memandang bentuk atau wujud fisik puisi
mampu memperkuat ekspresi puisi. bahkan wujud fisik dipandang sebagai salah
satu unsur puisi, sebagai suatu tanda yang memiliki makna tertentu, yang tidak
terlepas dari keseluruhan makna puisi.
contoh:
MAUT
diam diamdiam diamdiam dia dia
diamdiam diamdiam dia
diamdiam dia dia diamdiam
diamdiam dia
dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam
diamdiam
maut
Karya : Ibrahim Sattah